REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani membantah serangan 250 orang ke kantor DPP PPP adalah suruhan ketua umum PPP, Romahumuziy. Menurutnya, meskipun Romi memiliki legalitas sebagai ketua umum sesuai putusan Mahkamah Konstitusi, tetapi ia tak memerintahkan untuk melakukan penyerangan.
"Saya sudah cek ke Romi, tidak ada instruksi. Itu murni temen-temen dari bawah. Enggak ada hubungannya dengan pak Romi," kata anggota DPR dari fraksi PPP ini kepada Republika, Selasa malam (2/12).
Dalam sejarahnya, katanya, kantor DPP PPP adalah tempat terbuka. Bahkan ketika konflik antara Narul dan Irwan Said dahulu, tidak ada cerita salah satu pihak menguasai kantor dan yang lain lain dilarang masuk.
Selama ini, menurutnya, kantor DPP dipakai keluar masuk anggota meskipun anggota tersebut sudah dipecat, termasuk Suryadharma Ali.
Sayangnya, setelah perselisihan dua kubu di internal PPP, kantor DPP PPP dikuasai oleh pihak ilegal yang tak lain adalah kubu SDA.
"Sebagian bukan orang PPP. Kalau kita lihat, DPP dari kubu Djan Faridz tidak ngantor di situ. Kosong, cuma dijaga sebagian orang," lanjutnya.
Ia menyebut, anggota DPW yang datang memang mendukung Romi. Ia menilai, mereka datang untuk meminta hak menggunakan kantor.
"Teman-teman DPW yang dukung kubu Romi datang, memang biasa datang. Saya yakin itu anggota PPP dari berbagai daerah, ada dari DPW Bengkulu, Banten, dann Sulawesi, mungkin ada dari Jawa Barat," lanjutnya.