REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mengeluarkan Buku Saku Indikator Iptek Indonesia 2014 sebagai gambaran kondisi terbaru ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Tanah Air.
"Buku ini bisa menjadi acuan bagi industri, perguruan tinggi, lembaga riset dan penelitian, dan terutama bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang lebih terarah dan tajam," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Iskandar Zulkarnain dalam peluncuran Buku Saku Indikator Iptek Indonesia 2014 di Kemristekdiktir, Jakarta, Rabu (3/12).
Buku ini, ia mengatakan tidak sekedar berisi data statistik tetapi lebih jauh mencakup data ekonomi dan intensitas teknologi, belanja litbang swasta dan pemerintah, sumber daya manusia, hasil-hasil iptek dari Kementerian/Lembaga, industri manufaktur, dan perguruan tinggi negeri. Selain juga ada luaran iptek dalam bentuk publikasi dan paten serta perbandingan internasional.
Penyusunan Buku Indikator Iptek Indonesia, menurut dia, telah dimulai pada 2003 yang dilajutkan di 2006 dengan indikator utama bersifat dasar yang memasukkan data-data iptek industri dan perguruan tinggi di 2005.
Penyusunan buku saku ini, ia mengatakan dilanjutkan di 2007 dengan mengeluarkan hasil survei penelitian dan pengembangan (litbang) 2006. Dalam Buku Saku Indikator Iptek Indonesia 2009, selain data utama litbang juga ditambah suplemen data dan informasi perkembangan dari swasta dan perguruan tinggi.
"Rencananya awal tahun 2015 kita akan keluarkan satu Buku Saku Indikator Iptek lagi yang menyertakan hasil litbang terhadap perguruan tinggi, mungkin bisa dilihat juga perbandingannya dengan perguruan tinggi di luar negeri," ujar dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya Iptek Kemristekdikti Muhamad Dimyati mengatakan untuk dapat melakuan evaluasi harus diukur dengan data valid dan benar. Data yang menunjukkan nilai dan perbandingan kondisi di internasional dikumpulkan berdasarkan survei yang dilakukan LIPI, Badan Pusat Statistik, dan lembaga terkait.
"Pada 2009 LIPI keluarkan angka indikator iptek untuk mengukur daya saing Indonesia dengan negara lain dari 144 negara. Data-data tersebut absen dari pandangan publik, harapannya hasil survei Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappiptek) LIPI bisa jadi perhatian," ujar dia.
Dalam buku ini, menurut dia, bisa terlihat juga apakah amanah UUD 45 berjalan, apakah 20 persen anggaran dari APBN untuk pendidikan dapat tercermin dari hasil riset di perguruan tinggi. Hal lain yang dapat dicermati yakni ketergantungan industri terhadap lisensi asing.
Peluncuran Buku Indikator Iptek Indonesia 2014 yang dikeluarkan untuk keperluan monitoring, perencanaan dan pengambilan kebijakan ini dihadiri Menristekdikti M Nasir, beberapa Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian, dan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Riset dan Teknologi Ilham A. Habibie.