Rabu 03 Dec 2014 16:52 WIB

Buruh Perempuan: Pengurangan Jam Kerja Justru Merugikan

Rep: c81/ Red: Bilal Ramadhan
Buruh yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) saat berunjuk rasa menolak upah murah, di Semarang, Jateng, Selasa (11/11). (Antara/R. Rekotomo)
Buruh yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) saat berunjuk rasa menolak upah murah, di Semarang, Jateng, Selasa (11/11). (Antara/R. Rekotomo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-– Wacana pengurangan jam kerja untuk perempuan yang dilontarkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, ternyata mendapat tanggapan yang beragam dari para karyawan perempuan. Banyak yang setuju,tapitak sedikit pula yang menolak wacana tersebut.

Seperti Ardila Sani, buruh pabrik sepatu asal Lampung tersebut tak setuju dengan wacana tersebut. Menurutnya, kebijakan tersebut justru akan menimbulkan kerugian pada perempuan sendiri. “Memang ada sisi positif dan negatifnya, tapi saya lebih tidak setuju,” katanya.

Ia mengatakan, bahwa perusahaan tentunya tidak akan mau rugi. Jika jam kerja perempuan dikurangi, namun tetap membayar gaji yang sama dengan laki-laki, perusahaan pasti lebih memilih merekrut pekerja laki-laki, dan akan berpikir ulang untuk menerima pekerja perempuan.

“Secara perusahaan mana mau rugi. Kalo jam kerja cewek dikurangn tapi gaji masih sama kaya cowok lama-lama perussahaan tidak mau lagi nerima cewek dong,” kata wanita berumur 22 tahun tersebut.

Karena menurut Dila,sapaan akrabnya, perusahaan tentunya punya target produksi. Target produksi itulah yang terkadang membuat karyawan bekerja lembur. Jadi, jika jam kerja dikurangin akan sangat berpengaruh pada target produksi.

Berbeda dengan Dila, Hilda Arnaz yang bekerja di salah satu bank swasta, mengaku setuju dengan wacana pengurangan jam kerja untuk wanita tersebut. Menurutnya itu sangat baik, apalagi bagi perempuan yang sudah berkeluarga.

“Perempuan kan masih harus ngurus keluarga dirumah, apalagi kalau udah punya anak. Sebisa mungkin sebelum suami pulang, istri harus sudah ada di rumah duluan,” kata Wanita asal Sumatera Barat tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement