Kamis 04 Dec 2014 17:26 WIB

ESDM Beberkan Kendala Pengembangan Energi Terbarukan

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Energi Terbarukan
Foto: energy.gov
Energi Terbarukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) perlu segera dilakukan pemerintah untuk mendukung ketahanan energi nasional. Namun, pada kenyataannya pengembangan EBT masih saja terhambat. Dominasi energi fosil masih juga belum bisa tergeser.

Direktur Jenderal EBT Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, salah satu kendalanya adalah tidak adanya ruang untuk negosiasi. "Untuk geotermal misalnya, tidak ada ruang untuk negosiasi. Investor datang sudah ditodong masalah harga," jelasnya, Kamis (4/12).

Selain itu, ada beberapa kendala lain yang telah dirumuskan oleh Kementerian ESDM bersama  dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi terbarukan dalam kaitannya untuk produksi listrik, antara lain, pertama adalah harga jual energi fosil, misalnya  minyak bumi, solar, dan batubara, di Indonesia masih sangat rendah. 

Dua, rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus impor. Tiga, biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah finansial pada penyediaan modal awal.

Selanjutnya, belum tersedia data potensi sumberdaya yang lengkap, karena terbatasnya studi yang dilakukan. Terakhir, yaitu kelima kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumberdaya energinya sangat bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak menentu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement