REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen perusahaan Taksi "Express" membantah bahwa peristiwa perampokan di kawasan Kuningan pada Jumat (28/11) dengan nomor pintu DP 8015 dan SCBD Jakarta Selatan pada Senin (1/12) nomor pintu DP 8012 menggunakan armada perusahaan itu.
"Itu bukan taksi kami karena saat kejadian taksi dengan nomor yang sama tidak berada di tempat kejadian peristiwa," kata Direktur Executive Express Group Herwan Ghozali dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/12).
Herwan menjelaskan di saat kejadian pada Senin (1/12) malam lalu taksi dengan nomor DP 8012 sedang dalam kondisi kosong berdasarkan pantauan dari Global Positioning System (GPS) dari pool. "Walaupun itu taksi putih namun itu bukan taksi kami," ujarnya.
Menurut Herwab, kasus perampokan di dalam taksi yang disebut sebagai "Express" tersebut sangat mencoreng nama baik dari perusahaannya, karena dari pengakuan korban taksi tersebut adalah "Express". "Kami merasa menjadi korban dalam kasus perampokan tersebut," tambahnya.
Direktur keuangan "Express" Group David Santoso yang menyatakan hal yang sama, bahwa taksi tersebut bukan armada mereka dan pihaknya telah bekerja sama dengan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus perampokan tersebut.
"Kami mendukung kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan mengutuk pihak yang melakukan tindakan kriminal tersebut," ujarnya.