REPUBLIKA.CO.ID, OFFENBACH- Seorang muslimah Jerman keturunan Turki Tugce Albayrak membuat seluruh publik dan pejabat tinggi di Jerman berduka atas kepergiannya. Dia menjadi seorang pahlawan atas tindakan pelecehan seksual di kota Offenbach.
Publik Jerman tengah berduka melepas kepergian seorang gadis muda berusia 23 tahun. Sekitar 3 ribu orang menghadiri upacara pemakamannya, menyalatkan jasadnya di Waechtersbach di negara bagian Hesse.
Pemakamannya pun dihadiri oleh para pejabat tinggi seperti Dubes Turki dan juga Gubernur negara agian Hessen, Volker Bouffier. Tugce bukan seorang artis maupun orang penting di Pemerintahan Jerman. BBC melaporkan bahwa Tugce dinilai sebagai pahlawan terhadap pelecehan seksual.
Pada Sabtu (15/11) lalu, muslimah keturunan Turki itu menolong dua orang perempuan yang mengalami pelecahan seksual di sebuah toilet di restoran cepat saji di kota Offenbach. Tugce dikabarkan terlihat adu mulut serta adu fisik dengan para tersangka pelecahan seksual tersebut.
Tugce dikabarkan berusaha mati-matian untuk menghentikan pelecehan tersebut. Namun, ia harus mengalami koma panjang di rumah sakit setelah para pelaku menyerangnya secara brutal di lapangan parkir restoran.
Mahasiswa keguruan itupun harus koma selama dua pekan di rumah sakit. Dokter yang menanganinya dikabarkan sudah tidak sanggup dan mengatakan bahwa Tugce tidak akan dapat sadar kembali karena mengalami mati otak.
Keluarganya pun hanya bisa pasrah dan memutuskan untuk mencopot alat penopang hidupnya pada ulang tahunnya yang ke-23 pada Jumat (28/11) lalu. Kematiannya menggegerkan seluruh publik Jerman. Presiden Jerman Joachim Gauck juga memberikan pujian atas keberanian yang dimiliki oleh Tugce. Ia mengatakan bahwa Tugce salah satu pahlawan dan suri tauladan yang patut dicontoh keberaniannya.
"Ia adalah teladan dalam hal keberanian dan mengedepankan moral," kata Joachim Gauk.