REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nilai tukar rupiah, Jumat pagi (5/12), bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp12.295. Padahalsebelumnya di posisi Rp12.290 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menyatakan sebagian pelaku pasar uang sempat mengambil posisi ambil untung pada dolar AS setelah mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir. Dimana tampaknya nilai tukar AS masih cukup diminati seiring dengan perbaikan fundamental ekonomi di negeri Paman Sam itu.
"Sentimen eksternal masih membuat sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri pesimistis terhadap mata uang rupiah," katanya. Ia mengemukakan bahwa sentimen dari data harga saham-saham produsen dan kenaikan data nonmanufaktur Amerika Serikat memberikan pandangan bahwa ekonomi disana akan segera pulih sehingga potensi kenaikan suku bunga Fed dapat lebih cepat dari perkiraan.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa saat ini sentimen eksternal cenderung lebih mendominasi pergerakan mata uang rupiah."Dolar AS terus menguat di pasar Asia sehingga memengaruhi laju rupiah," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, meski kurs rupiah sempat menyentuh level terlemah semenjak 2008. Tetapi secara rata-rata pelemahannya sudah makin terbatas, itu menandakan bahwa fundamental ekonomi domestik juga membaik.
"Hari ini (Jumat, 5/12), rupiah masih memiliki peluang untuk menguat, terbantu oleh penguatan dolar AS yang sudah mulai terbatas," katanya