Jumat 05 Dec 2014 18:46 WIB

Pendiri Gerakan Pro Demokrasi Hong Kong Sarankan Boikot Pemerintah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Julkifli Marbun
Salah satu sudut kota Hong Kong.
Foto: AP
Salah satu sudut kota Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pendiri gerakan pro demokrasi Hong Kong mengungkapkan saat ini okupasi jalanan sangat beresiko tinggi, Jumat (5/12). Ia mendesak pendemo menggunakan metode baru untuk mendorong reformasi elektroral.

Salah satu pendiri gerakan Occupy Central with Love and Peace, Benny Tai mengatakan gerakan akan beresiko menimbulkan bentrokan jika pengunjuk rasa tetap tinggal di tenda. "Okupasi jalan saat ini beresiko tinggi dan tidak menguntungkan," kata dia dalam editorial New York Times.

Menurutnya, mereka harus bertindak tidak kooperatif seperti menolak membayar pajak dan tindakan pembangkangan lainnya. Pada Rabu, Tai dan dua pendiri gerakan lainnya, Chan Kin-man dan Chu Yiu-ming telah menyerahkan diri mereka pada polisi sebagai simbol berakhirnya okupasi.

Tai menambahkan bahwa menggunakan metode seperti menolak untuk membayar pajak atau sewa perumahan rakyat mungkin lebih efektif daripada memblokir jalan. "Pemblokiran pemerintah mungkin lebih kuat daripada memblokir jalan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement