REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Parlemen Belgia akan memulai diskusi tentang pengakuan Palestina pekan depan. Resolusi ini diharapkan bisa lolos karena telah didukung oleh pihak yang berkuasa di koalisi yaitu Partai Gerakan Reformis (Reformist Movement atau MR), Open Flemish Liberals and Democrats (Open VLD), Christian Democratc and Flemish (CD&V) dan the New Flemish Alliance (NV&A).
Laman world bulletin melaporkan partai-partai oposisi juga disinyalir akan mendukung usulan untuk mengakui kedaulatan Palestina. Politisi dari DC&V Veli Yuksel mengatakan langkah yang diambil Belgia ini sbeagai satu indikasi bagaimana publik Eropa bisa mendukung pengakuan negara Palestina.
Menurutnya, tindakan terakhir penyerangan Israel terhadap Palestina, termasuk serangan di Gaza telah mempengaruhi persepsi masuarakat Uni Eropa terhadap Gaza. Pencegahan airan bantuan serta serangan terhadap sarana dan prasarana di daerah pendudukan yang didanai oleh Uni Eropa juga turut mengubah persepsi tentang Palestina.
Yuksel mengatakan resolusi ini akan mengakui kedaulatan Palestina di 'waktu yang tepat'. Swedia menjadi negara pertama di kawasan Uni Eropa yang mengakui Palestina pada 30 Oktober.
Rumania, Hungaria, Republik Ceko, Bulgaria, Slovakia, Yunani dan Malta bahkan telah mengakui Palestina sebelum bergabung dengan Uni Eropa. Menyusul langkah Swedia, parlemen di Inggris, Irlandia, Spanyol dan Prancis telah memilih resolusi tidak mengikat untuk mengakui Palestina.
Resolusi serupa diharapkan lolos di parlemen Denmark, Portugal, Italia dan Luxemburg dalam beberapa pekan mendatang. Palestina telah menyatakan kemerdekaan pada tahun 1988. Keanggotaan Palestina telah diakui pad 2011. Lebih dari 130 negara telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara meskipun hingga hari ini masih belum diakui oleh Israel.