Sabtu 06 Dec 2014 09:27 WIB

Nuklir Semakin Dilirik

Rep: niken paramita/ Red: Taufik Rachman
Batan
Batan

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto mengatakan dukungan pemerintah terhadap energi nuklir semakin terbuka. Jika selama ini nuklir masih belum dilirik serius, pemerintah kini mulai mencanangkan nuklir sebagai sumber energi baru.

"Dibidang energi dengan dukungan Menristek dan Dikti ada sinyal energi nuklir jadi opsi yang mencerahkan dimasa depan," ujar Djarot disela perayaan hari jadi Batan ke-56 di Serpong, Tangerang, Jumat (5/12).

Sebagai pengola tenaga nuklir di Indonesia, Batan sudah menggunakan teknologi nuklir untuk kebutuhan pertanian dan kesehatan. Penelitian nuklir dibidang kesehatan diantaranya menghasilkan radioisotop untuk kebutuhan pengobatan kanker, ginjal, dan lain sebagainya.

Sementara dibidang pertanian, teknologi nuklir digunakan untuk menghasilkan rekayasa benih pertanian, seperti padi, kedelai, sorgum.

Djarot mengakui keberadaan nuklir di tengah masyarakat masih dianggap sesuatu yang menakutkan. Pandangan ini terjadi karena masyarakat belum mengetahui secara gamblang manfaat nuklir. Apalagi selama ini yang terpublikasi nuklir mengacam manusia seperti ledakan yang pernah terjadi di Fukusima, Jepang.

"Kita punya visi banyak yang bisa kita kontribusikan selain dibidang pertanian," kata Djarot.

Dan dengan cita-cita Presiden Joko Widodo yang ingin mewujudkan kemandirian energi, Djarot berharap keberadaan Batan dan penggunaan teknologi nuklir semakin dilirik. Tinggal bagaimana Batan dan pemerintah mensosialisasikan manfaat nuklir ke masyarakat.

"Diusianya yang ke-56, keberadaan Batan semakin dirasakan melalui hasil litbang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Eksistensi Batan juga semakin dirasakan," ujarnya.

JAKARTA -- Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto mengatakan dukungan pemerintah terhadap energi nuklir semakin terbuka. Jika selama ini nuklir masih belum dilirik serius, pemerintah kini mulai mencanangkan nuklir sebagai sumber energi baru.

"Dibidang energi dengan dukungan Menristek dan Dikti ada sinyal energi nuklir jadi opsi yang mencerahkan dimasa depan," ujar Djarot disela perayaan hari jadi Batan ke-56 di Serpong, Tangerang, Jumat (5/12).

Sebagai pengola tenaga nuklir di Indonesia, Batan sudah menggunakan teknologi nuklir untuk kebutuhan pertanian dan kesehatan. Penelitian nuklir dibidang kesehatan diantaranya menghasilkan radioisotop untuk kebutuhan pengobatan kanker, ginjal, dan lain sebagainya.

Sementara dibidang pertanian, teknologi nuklir digunakan untuk menghasilkan rekayasa benih pertanian, seperti padi, kedelai, sorgum.

Djarot mengakui keberadaan nuklir di tengah masyarakat masih dianggap sesuatu yang menakutkan. Pandangan ini terjadi karena masyarakat belum mengetahui secara gamblang manfaat nuklir. Apalagi selama ini yang terpublikasi nuklir mengacam manusia seperti ledakan yang pernah terjadi di Fukusima, Jepang.

"Kita punya visi banyak yang bisa kita kontribusikan selain dibidang pertanian," kata Djarot.

Dan dengan cita-cita Presiden Joko Widodo yang ingin mewujudkan kemandirian energi, Djarot berharap keberadaan Batan dan penggunaan teknologi nuklir semakin dilirik. Tinggal bagaimana Batan dan pemerintah mensosialisasikan manfaat nuklir ke masyarakat.

"Diusianya yang ke-56, keberadaan Batan semakin dirasakan melalui hasil litbang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Eksistensi Batan juga semakin dirasakan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement