REPUBLIKA.CO.ID, TACLOBAN -- Angin topan Hagupit menyapu Filipina bagian tengah, Ahad (7/12). Hujan lebat terus turun meningkatkan resiko banjir dan longsor. Gelombang badai diperkirakan mencapai dua hingga empat meter.
Hagupit yang berarti 'menyapu atau menyerang' dalam bahasa Filipina itu menargetkan kota Legazpi. Reporter CNN melaporkan dari Legazpi mengatakan tempat penampungan penuh pengungsi. Menurut National Disaster Risk Reduction and Management Council, lebih dari 600 ribu orang telah dievakuasi ke tempat aman pada Sabtu pagi.
Diperkirakan 40 juta orang berada dalam jalur angin topan. Ketua staf pasukan militer, Jenderal Gregorio Catapang mengatakan tentara telah ditugaskan membersihkan jalanan dan bandara sehingga layanan darurat mudah mobilisasi.
Sebelas negara telah menawarkan bantuan, diantaranya Australia, Amerika Serikat, Cina, Jepang dan Inggris. Ahli meteorologi CNN, Derek Van Dam mengatakan badai telah terputus di daratan Filipina namun akan terus menurunkan hujan deras.
Curah hujan akan mencapai 395 mm dalam 24 jam. Hagupit bergerak pelan di jalur barat menuju utara dengan kecepatan 15 km per jam. Pada kecepatan tersebut, Hagupit akan mencapai Manila dalam tiga hari kedepan dengan membawa hujan lebat.
Badai akan melemah ketika mencapai Manila namun kecepatannya akan tetap diatas 100 km per jam. Ancaman terbesar bagi ibukota adalah hujan lebat beresiko banjir dan longsor.