REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para siswa di bangku sekolah penting mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang cara pandang kehidupan multikultural.
Dengan pemahaman ini, para siswa akan mampu mengimplementasikan nilai-nilai kebersamaan dan kehidupan yang damai, baik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Balitbang Diklat Kemenag RI, Dr H Rahmat Mulyana, selaku pembicara kunci pada Dialog Pendidikan Multikultur bagi Guru Pendidikan Agama tingkat SMA, di Balai Diklat Kemenag, Banyumanik, Semarang, Ahad (7/12).
Pemahaman cara pandang kehidupan multi kultur, menjadi elemen penting dalam membangun kehidupan beragama yang lebih damai, dalam konteks wawasan kebangsaan.
Dengan pemahaman dan cara pandang yang benar, para generasi muda ini iharapkan mampu membangun kehidupan sosial yang lebih harmonis, saling menghargai dan tidak saling bermusuhan dalam keberagaman.
Ini tak lepas dari masih seringnya muncul letupan- letupan persoalan sosial di masyarakat yang berbasis pada kurangnya pemahaman dan cara pandang kehidupan multi kultur.
Dalam konteks tersebut, Rahmat juga menilai kegiatan dialog pendidikan multi kultur bagi guru pendidikan agama yang diseminasi oleh Balitbang Kemenag Semarang ini sangat strategis.
Sementara itu kegiatan dialog pendidikan multi kultur ini akan berlagsung hingga Senin (10/12). Kegiatan ini diikuti sedikitnya 50 guru agam dari berbagai sekolah di eks karesidenan Semarang.