REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Ribuan warga Yunani menggelar protesnya pada Sabtu (6/12) kemarin di Athena, untuk memperingati terbunuhnya Alexandros Grigoropoulos, seorang remaja berusia 15 tahun pada 2008 lalu oleh polisi.
Ditembaknya Grigoropoulos hingga tewas membuat kerusuhan terburuk di Yunani dalam beberapa tahun terakhir. Aksi damai berubah menjadi kekerasan setelah para demonstran merusak dan menjarah toko-toko serta melemparkan bom molotov rakitan yang dibalas dengan tembakan gas air mata oleh Kepolisian Yunani.
Tak hanya itu, para demonstran juga dilaporkan telah merusak stasiun di Athena. Selain itu, bentrokan antara polisi dan demonstran juga terjadi di utara Kota Thessaloniki. Pada Sabtu (6/12) malam waktu setempat, polisi melepaskan gas air mata dan granat setelah kerumunan demonstran memukuli dua polisi berpakaian preman disana.
Sebagaimana diberitakan Telegraph, Ahad (7/12), belum ada korban atas insiden yang terjadi.Kepolisian Yunani melaporkan bahwa sekitar lima ribu orang demonstran berjalan melewati Parlemen Yunani dan menuju ke tempat di mana Grigoropoulos tewas. Atas kekerasan yang terjadi, polisi mengepung alun-alun di lingkungan tersebut dan menembakkan gas air mata serta semprotan merica.
Polisi mengeluarkan dua kendaraan bersenjata dengan meriam air. Para demonstran juga menyuarakan protesnya atas ditahannya teman Grigoropoulos, Nikos Romanos (21). Romanos dihukum dalam kurungan penjara selama 15 tahun setelah dituduh telah merampok bank.
Romanos sendiri telah melakukan mogok makan selama tiga minggu agar dirinya diizinkan untuk meninggalkan penjara demi mengikuti perkuliahan di universitas. Romanos, saat ini tengah berada di rumah sakit dibawah pengawasan kepolisian Yunani untuk mendapat perawatan.
Romanos dipenjara bersama tiga rekannya pada Februari 2013 atas aksinya menyandera seorang warga setelah merampok bank. Pemerintah setempat menyatakan bahwa Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras direncanakan akan bertemu dengan orang tua Romanos pada Senin (8/12) pagi.