REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, berencana menambah varian baru tanaman untuk keperluan konservasi daerah aliran sungai (DAS) di wilayah setempat.
"Saat ini penanaman pohon di sekitar DAS Kali Bekasi baru pohon bambu yang fungsinya menyerap air guna meminimalisasi dampak luapan serta memperkuat fungsi bantaran," kata Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu di Bekasi, Ahad (7/12).
Menurut dia, pihaknya saat ini tengah melirik penanaman pohon jabon dan pohon kelor untuk menambah varian baru di sekitar bantaran Kali Bekasi. Menurut dia, penanaman kedua jenis pohon tersebut selain untuk alasan konservasi, juga bisa bernilai produktif. Penanaman pohon kelor baru mulai dirintis di Bekasi setelah ia memperoleh pemaparan dari seorang profesor asal Institut Pertanian Bogor.
"Beliau menjelaskan fungsi daun kelor yang dapat menjernihkan air. Satu daun kelor katanya bisa menjernihkan seliter air," katanya.
Bila kehadirannya bisa berfungsi optimal, kata dia, Kali Bekasi yang saat ini airnya sudah relatif sangat keruh bisa jernih kembali. "Tidak hanya untuk kebutuhan air baku, tetapi juga demi kepentingan pada masa mendatang kami memproyeksikan Kali Bekasi sebagai objek wisata air. Selain itu, untuk maksud ketahanan pangan," katanya.
Adapun pohon jabon, lanjut dia, fungsi selain konservasi ialah ekonomi sebab permintaan industri akan kayu jabon relatif sangat tinggi. Namun, diakui Syaikhu, penanaman dua jenis pohon ini belum dilakukan secara masif karena masih menemui kendala. Untuk pohon kelor, misalnya, kendalanya pada masalah bibit yang masih minim.
"Sementara pohon jabon, harus bekerja sama dengan pihak lain yang bersedia menjadi penanggung jawab. Jangan sampai setelah ditanam, tidak ada pemeliharaan, perawatan, dan penjagaan. Padahal, jabon adalah tanaman yang bernilai ekonomis tinggi," katanya.