Senin 08 Dec 2014 00:47 WIB
Munas Golkar Tandingan

Golkar Harus Punya Figur yang Bisa Tingkatkan Elektabilitas Partai

Rep: Aghia Khumaesi/ Red: Bayu Hermawan
Partai Golkar
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Yunarto Wijaya menilai perpecahan di internal Partai Golkar akan membuat elektabilitas partai itu menurun di 2019. Untuk mencegah hal tersebut, Golkar harus memilih figur (capres) baru yang dapat meraih simpati masyarakat.

Karena akibat yang ditimbulkan atas konflik perpecahan dalam tubuh partai berlambang pohon beringin ini akan sangat besar. Sebab konflik internal kali ini, baru pertama kalinya membuat partai itu terbelah.

"Baru kali ini Golkar membuka konfliknya didepan panggung,"ujar pengamat politik Yunarto Wijaya pada Republika, Minggu (7/12.

Selain itu, Golkar juga menurutnya harus melakukan rekonsiliasi dalam tubuh partai. Dengan melakukan penguatan infrastruktur serta islah semua elit politik. "Golkar harus memilih figur baru untuk capres dan seharusnya para elit politik harus mengesampingkan  ego untuk memecat, mengusir anggota partai,"tambahnya.

Hal ini diyakini Yunarto bisa menjadi jalan penyelesaian perpecahan yang terjadi dalam tubuh partai Golkar.

Seperti diketahui sebelumnya, konflik internal di Partai Golkar terjadi saat DPP Partai Golkar mempercepat pelaksanaan Munas menjadi 30 November lalu di Bali. Hal itu memicu munculnya Presidium Penyelamat Golkar yang dimotori Agung Laksono, yang menentang Munas.

DPP Partai Golkar kemudian memecat kader-kadernya yang ikut dalam Presidium Penyelamat Golkar. Sebagai balasan pada Sabtu kemarin, kubu Agung Laksono menggelar Munas tandingan di Ancol, Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement