REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebanyak 30 guru Agama Pendidikan Islam mengikuti pelatihan pengayaan teknik dan meotide pengajaran agama di University of Oxford, London, Inggris.
Pelatihan melalui ceramah kelas, observasi ajaran pendidikan agama di sekolah-sekolah di sekitar Oxford dan pertemuan dengan narasumber, termasuk Ofsted dan Asosiasi Sekolah Muslim Inggris.
Para guru diharapkan untuk belajar tentang model pengajaran Inggris -dengan penekanan pada diskusi kelas dan penilaian kritis- dan bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam Konteks Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof Dr Kamaruddin Amin, yang memulai program ini menyebutkan The University of Oxford terpilih sebagai mitra untuk proses pembelajaran berdasarkan rekomendasi dari delegasi Indonesia yakni Kementerian Agama dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang terkesan dengan desain pendidikan agama di Inggris.
Kunjungan ini merupakan bagian dari studi komprehensif tentang Pendidikan Agama di sekolah, sebuah proyek oleh Kemenag bekerja sama dengan analitis dan Kapasitas Program Pembangunan Kemitraan di Indonesia.
"Saya berharap dengan mengekspos guru pendidikan agama Indonesia untuk keterampilan mengajar, mereka akan mampu menciptakan generasi baru dari siswa kreatif dengan pikiran kritis," katanya.
Selama di Oxford para peserta pelatihan akan mengadakan kunjungan dan observasi kegiatan pembelajaran di beberapa sekolah seperti sekolah Lord William School, St Gregory the Great School, Caterton Community College, Matthew Arnold School, Chipping Norton School, Cheney School untuk tingkat SMP dan SMA serta Church Cowley St James dan John Henry Academy untuk tingkat SD dan TK.