REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pimpinan Darul Qur'an Ustaz Yusuf Mansur mengaku prihatin dengan akan direvisinya peraturan doa saat memulai dan pulang sekolah oleh Menteri Pendidikan.
Dalam akun twitter resminya, Ustaz Yusuf Mansur menuliskan, "#sekolah susah payah kwn2 mengusahakan ada ngaji, doa2, asmaa-ul husnaa di sekolah2 swasta&negeri. tp yaaa ampuuunnn... ada yg mau ngoreksi."
Yusuf Mansur juga kecewa dengan kalimat Mendikbud yang menganggap bahwa doa tersebut merupakan upaya pemaksaan praktik suatu agama. (baca: Doa di Sekolah akan Direvisi, Yusuf Mansur Langsung Telepon Anies Baswedan)
"#sekolah tapi barusan saya denger kalimat jahat banget, yg menganggap bhw ini adalah upaya pemaksaan praktik agama. Yaaa Allah..." tulis Ustaz Mansur dalam akun twitternya.
Ustaz Mansur menambahkan, selama ini toleransi sudah berjalan dengan sangat damai. Menurutnya, sangat disayangkan bila ada penghapusan atau revisi tentang doa di sekolah.
"besok-besok ga boleh azan lagi nih di masjid. sbb nunjukin dominan jg. toh gereja, & pusat-pusat agama lain, ga pake pengeras suara keluar," kata Ustaz Mansur.
Pernyataan Ustaz Yusuf Mansur ini terkait dengan rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang mengevaluasi tata cara membuka dan menutup proses belajar. Anies menyebut masalah doa di sekolah menimbulkan masalah.
Menurut Anies tentang ada keluhan sejumlah orangtua murid terhadap tata cara dominan agama tertentu dalam proses belajar mengajar. Hal itu membuat siswa penganut agama lain menjadi tidak nyaman.
"Sekolah di Indonesia mempromosikan anak-anak taat menjalankan agama, tapi bukan melaksanakan praktik satu agama saja," kata Anies.