REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) mempercepat pembuatan proposal rencana pengoperasian Blok Mahakam. Selain itu, apabila tidak ada tawaran menarik dari Total E&P Indonesie, perusahaan energi nasional itu dianggap lebih baik mengoperasikan secara mandiri blok tersebut.
Kepala Unit Pengendali Kinerja Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, pemerintah telah menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina. ''Pertamina sedang mengkaji dan menganalisa data, mereka nanti akan menyusun proposal,'' kata dia kepada ROL, Selasa (9/12) siang.
Menurut Widhyawan, Pertamina meminta waktu untuk mengkaji data Blok Mahakam selama tiga bulan. Namun, pemerintah meminta perusahaan pelat merah itu lebih cepat menyampaikan proposalnya.
Dia menerangkan, apabila Pertamina tidak mendapatkan tawaran menarik seperti ikut berpartisipasi di Blok Migas Total di luar negeri, lebih baik Pertamina mengoperasikan Blok Mahakam secara mandiri.
Total telah beroperasi di Indonesia sejak 1968 dengan proyek utama pada saat itu di blok lepas pantai Mahakam (50 persen saham sebagai operator) di Kalimantan Timur meliputi lapangan-lapangan gas Peciko, Tunu, dan South Mahakam. Total juga menjadi operator di lapangan gas Sisi-Nubi dengan saham 47,9 persen. Total adalah produsen dan operator lapangan gas terbesar di Indonesia yang saat ini memasok 80 persen kebutuhan gas kilang LNG Bontang. Produksi Total di Indonesia pada 2012 mencapai 132 ribu barel setara minyak per hari.