REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat transportasi Martin Budi Ilham mengapresiasi kecepatan pihak Kepolisian yang telah menangkap pelaku perampokan di dalam taksi. Apalagi, kasus perampokan di dalam taksi sudah meresahkan masyarakat Jabodetabek akhir-akhir ini.
Menurut Martin, kerja kepolisian yang telah menangkap dua orang dari empat pelaku yang diduga perampok penumpang taksi tidak hanya membuat tenang para penumpang taksi, tapi juga manajemen para pengelola taksi yang armadanya beroperasi di kawasan Jabodetabek.
"Karena sebenarnya perusahaan operator taksi juga merasakan dampak dari kasus tersebut terhadap operasional mereka," kata Martin dalam rilis yang diterima Republika, di Jakarta, Selasa (9/12).
Pekan lalu, aksi perampokan di dalam taksi kembali terjadi di Jakarta dalam tempo dua hari. Menurut korban, dua kejadian tersebut menggunakan taksi warna putih. Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali menyatakan, pihaknya menjamin taksi yang digunakan pelaku bukan berasal dari armadanya. Sebab, pada malam kejadian, taksi dengan nomor yang sama tidak mungkin berada di dua lokasi kejadian yang berbeda.
Martin menilai, para pengelola perusahaan taksi tentu senang dengan tertangkapnya dua pelaku perampokan tersebut. Diharapkan, dua pelaku lagi dapat tertangkap dan sindikat perampok taksi bisa terungkap tuntas, termasuk siapa aktor intelektual di balik aksi tersebut.
Martin yang merupakan alumnus Edward College Transportation Departement, Australia, juga mengharapkan, kepolisian dapat secepatnya membongkar sampai ke akar-akarnya sindikat kriminal di dalam taksi. Dengan demikian, para penumpang taksi di kawasan Jabodetabek dapat merasa aman saat menaiki taksi, apa pun pilihan armadanya.
Menurutnya, pelaku perampokan harus dihukum dengan seberat-beratnya karena telah menimbulkan keresahan yang sangat besar bagi masyarakat Jabodetabek dan semua manajemen perusahaan taksi.