Selasa 09 Dec 2014 20:05 WIB

MUI: Jangan Buat Cara Berdoa dengan Mengganti Kata Allah

Sejumlah umat Islam berdoa di Multazam, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ca
Sejumlah umat Islam berdoa di Multazam, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan sikap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengenai aturan baru cara membuka dan menutup proses belajar, termasuk berdoa yang selama ini identik dengan Islam.

"Kalau siswa yang agamanya Islam tentu berdoa dengan cara Islam, siswa dengan agama lain juga begitu," ujar Pjs Ketua bidang Pendidikan MUI Anwar Abbas di Jakarta, Selasa (9/11).

Karena itu, lanjut dia, jangan membuat modus baru. "Kalau ada yang merasa tidak senang, ya suruh saja siswa itu berdoa menurut ajaran agama mereka masing-masing," katanya.

Kalau dalam satu kelas ada dua kelompok anak-anak yang berbeda agama suruh saja masing-masing kelompok berdoa menurut ajaran agamanya. "Jangan dibuat cara berdoa dengan mengganti kata Allah menjadi Tuhan Yang Maha Esa," jelas dia.

Dia menjelaskan, sebagai umat Islam, harus berdoa dengan nama Allah seperti terdapat dalam Asmaul Husna. "Saya melihat ide Mendikbud ini sadar atau tidak sadar, bisa menggiring anak kepada paham pluralisme, yang melihat semua agama adalah sama. Ini jelas tidak baik dan tidak benar," tegas dia.

Untuk itu, tambah dia, MUI mengharapkan Mendikbud tidak merusak apa yang telah ada.

Sebelumnya, Mendikbud Anies Basweda sedang menyusun tata tertib memulai dan menutup sekolah, termasuk soal doa yang memang menimbulkan masalah karena identik dengan agama tertentu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement