REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia mengaku nyaman dengan kondisi rupiah di level Rp 12.300 pada pekan lalu. Kondisi rupiah dinilai masih cukup aman.
Gubernur BI Agus Martowardjojo mengatakan kondisi rupiah masih sejalan dengan kondisi regional. Agus menilai depresiasi rupiah yang berada di posisi 2 persen lebih baik dibanding Yen Jepang yang terdepresiasi mencapai 15 persen, serta Ringgit Malaysia dan Won Korea yang terdepresiasi 6 persen.
"BI nyaman dengan kondisi ini, dan mengantisipasi kondisi yang akan lebih perlu kita waspadai karena memang ada satu tren menguatnya nilai tukar dolar dan ada tren tingkat bunga dolar akan meningkat," kata Agus kepada wartawan di gedung BI, Jakarta, Rabu (10/12).
Menurutnya, pergerakan nilai tukar dalam 2 minggu ini dilihat sebagai pengaruh global. Penguatan ekonomi Amerika dan penguatan nilai dolar berimbas pada negara-negara di dunia.
Sementara, di Indonesia neraca perdagangan mengalami surplus pada Oktober meskipun tidak terlalu besar. Setelah itu neraca perdagangan mengalami defisit pada September. Pihaknya mengkhawatirkan pada November neraca perdagangan akan kembali kembali defisit.
"Secara umum kita mengetahui defisit transaksi berjalan Indonesia kuartal III itu membaik dibanding kuartal II, maupun dibanding tahun lalu," imbuhnya.
Agus juga melihat adanya peningkatan hutang luar negeri oleh pihak swasta. Dia mengingatkan kepada swasta yang punya utang luar negeri untuk mengelola secara baik. Karena perkembangan ekonomi global yang akan berdampak pada kinerja dan neraca masing-masing.