Rabu 10 Dec 2014 17:44 WIB

Mensos Ingin Masyarakat Sadar Pentingnya Sertifikasi Profesi

Rep: c 63/ Red: Indah Wulandari
Sertifikasi Guru (ilustrasi).
Foto: kampus-info.com
Sertifikasi Guru (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai, belum semua orang menangkap pentingnya sertifikasi profesi. Selama ini menurutnya, orang hanya berfokus bagaimana cara agar tenaga kerja dalam negeri mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar yang masuk ke Indonesia.

"Kita enggak usah khawatir tenaga kerja luar ramai-ramai masuk ke kita karena salary (gaji) di kita itu tidak menarik, tapi yang harus kita pikirkan bagaimana seluruh profesi itu harus tersertifikasi," kata Khofifah saat membuka sidang pleno Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI) di Bandung, Rabu (10/12).

Ia mengatakan saat ini sertifikasi profesi telah menjadi kebutuhan, terlebih saat era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 berlangsung. Sebab, standarisasi profesi menjadi tolak ukur semua bidang pekerjaan.

Oleh karenanya, poin penting ini yang seharusnya mampu ditangkap lembaga sertifikasi semua profesi.

"Semua baik pusat dan daerah mesti digerakkan supaya kompetensi memang terakreditasi betul, sertifikasi begitu penting untuk kesetaraan, selama ini kan baru ramai di bidang guru, tapi untuk sektor-sektor tertentu belum," ujarnya.

Khofifah mencontohkan, peluang tenaga kerja dalam negeri yang memiliki keahlian memadai untuk dunia internasional cukup banyak. Hanya, karena belum adanya sertifikasi dari profesi tersebut yang kemudian menghambat para pekerja.

"Contohnya bidan dan perawat di Indonesia itu semua punya kemampuan yang dibutuhkan oleh negara-negara lain, hanya sayang banyak yang belum tersertifikasi," kata perempuan yang juga pernah menjabat Menteri Pemberdayaan Perempuan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement