REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertamina menandatangani empat buta kesepahaman dengan tiga perusahaan migas global untuk peningkatan kapasitas lima kilang di Indonesia. Peningkatan kapasitas ini menggunakan konsep Refining Development Master Plan (RDMP).
"Ekspansi dan upgrade kilang-kilang tersebut diperkirakan memerlukan investasi 25 miliar dolar AS selama sepuluh tahun ke depan," ujar Rahmad Hardadi sebagai Direktur Pengolahan Pertamina. VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir menjelaskan, proyek ini diharapkan dapat melipatgandakan kapasitas produksi kilang sekaligus turut menjaga lingkungan melalui produksi bahan bakar pada Euro IV, spesifikasi untuk standar kandungan sulfur dan emisi.
Hal ini, lanjut Ali, dapat doeinudkan melalui peningkatan kompleksitas kilang untuk meningkatkan hasil produksi bahan bakar utama, dan pelipatgandaan kapasitas unit pengolahan minyak mentah (CDU) dari 820 ribu barel per hari (bph) menjadi 1,680 juta bph.
Secara khusus, produksi bensin akan meningkat sebanyak 3,3 kali lipat dari 190 ribu bph menjadi 630 bph, produksi diesel akan meningkat sebanyak 2,4 kali dari 320 ribu menjadi 770 ribu bph, dan produksi bahan bakar avtur akan meningkat dari 50 ribu bph menjadi 120 ribu bph di mana fase akhir dari proyek diperkirakan akan selesai di tahun 2015. Produk kimia yang diproduksi di kilang juga akan meningkat secara signifikan, ini mencakup produk seperti polyethylene, propylene, polypropylene, dan paraxylene.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi dan perwakilan dari tiga partner strategis dan disaksikan oleh Direktur Pertamina Dwi Soetjipto.