REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Warga Australia David Hicks, yang pernah mendekam di kamp tahanan Guantanamo Bay, meneriaki Jaksa Agung Australia George Brandis untuk meminta pertanggungjawaban.
Jaksa Agung Brandis hadir dalam acara peringatan Hari Hak Azasi Manusia di Sydney, Rabu (10/12) malam, dan sekaligus menyampaikan pidatonya.
Di penghujung pidato Jaksa Agung Brandis, David Hicks berdiri dan berteriak, "Hei nama saya David Hicks." "Saya mengalami penyiksaan selama lima setengah tahun di Guantanamo Bay dengan sepengetahuan partai politik. Apa jawabanmu sekarang," teriak Hicks kepada Brandis, yang juga senator dari Partai Liberal.
Namun Brandis tampak tidak menghiraukan teriakan Hicks itu, dan ia pun berlalu dari podium dan meninggalkan ruangan acara yang berlangsung di Museum of Contemporary Arts, Sydney.
Kepada wartawan Hicks kemudian mengatakan, Senator Brandis adalah seorang pengecut karena tidak mau menjawab pertanyaannya. "Lihat, dia melarikan diri. Sudah terlambat, dia sudah pergi," kata Hicks lagi.
Hicks yang hadir dalam acara itu bersama pengacaranya Stephen Kenny, marah karena Senator Brandis tampil berbicara mengenai HAM.
"Saya kira David kaget karena melihat Menteri Brandis berada di sini, bicara tentang isu HAM, padahal dia bagian dari Pemerintahan John Howard yang mengabaikan HAM seorang warga Australia bernama David Hicks," kata Stephen Kenny.
Kepada ABC, Kamis (11/12), Kenny menjelaskan, aksi Hicks tersebut sama sekali tidak direncanakan. "Kami bahkan tidak tahu Jaksa Agung akan hadir di acara tersebut," jelasnya.
Kenny menjelaskan, terungkapnya laporan badan intelijen Amerika Serikat CIA mengenai penyiksaan tahanan di Guantanamo Bay, semakin menguatkan apa yang mereka katakan selama ini.
"David Hicks masih terus memikul beban akibat penyiksaan tersebut," jelasnya.
Hicks ditangkap di Afghanistan tahun 2001 silam lalu secara paksa dikirim ke Guantanamo Bay. Pada Maret 2007, ia mengaku bersalah dalam tuduhan menyiapkan bantuan untuk kegiatan terorisme, namun belakangan ia menyangkal pengakuan ini. Menurut dia, pengakuan ini ia sampaikan karena tidak tahan dengan paksaan dan siksaan.
Hicks kemudian dipindahkan dari Guantanamo Bay ke penjara di Adelaide pada April 2007, dan menjalani masa hukuman 9 bulan sebelum akhirnya dibebaskan.
Ia mengakui pernah ikut latihan paramiliter di Afghanistan bersama Taliban.
Menurut pengacaranya, Hicks sama sekali tidak tahu kamp tempat latihannya itu berkaitan dengan Al Qaeda.
Menurut Kenny, kliennya itu percaya bahwa Jaksa Agung Brandis yang menandatangani surat perintah untuk memonitor Hicks setelah ia dibebaskan dari penjara di Adelaide.
Hicks saat ini sedang mengajukan keberatan Pengadilan Banding Militer Amerika Serikat atas kasusnya tersebut.