REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar kubu Agung Laksono, Siswono Yudho Husodo mengaku heran dengan DPP hasil Munas Bali yang memercayakan jabatan Wakil Ketua Umum kepada Nudin Halid.
Ia mengatakan Nurdin Halid adalah mantan terpidana korupsi yang barus aja keluar dari penjara. Untuk itu dengan memberikan jabatan Waketum, Siswono khawatir publik semakin tidak percaya kepada Partai Golkar.
"Golkar sebagai partai tertua, punya banyak pegalaman, punya banyak kader, kok malah memberikan posisi waketum kepada Nurdin Halid, yang jelas-jelas mantan terpidana korupsi," kata Siswono kepada ROL, Kamis (11/12).
Siswono juga kecewa dengan pelaksanaan Munas Bali yang juga diketuai oleh Nurdin. Menurutnya, saat ini Partai Golkar sedang dalam penurunan kepercayaan dari publik lantaran hanya memperoleh 91 kursi di DPR.
Ia menyarankan agar orang-orang yang ditunjuk sebagai pimpinan-pimpinan di Golkar harus lah orang-orang yang punya integritas dan bersih dari korupsi.
Siswono yang sejak kemarin , Rabu (10/12) dipercaya menjadi ketua dewan pertimbangan oleh kubu Agung menyatakan siap untuk menyatukan kembali semua elemen di Partai Golkar. Tujuannya agar partai penguasa orde baru ini dapat menjadi pemenang di Pemilu 2019 nanrti.
"Saya harap semua berkepala dingin, dan memikirkan nasib Golkar untuk ke depan," ujarnya.
Mengenai kedua kubu yang saat ini sama-sama sudah melaporkan hasil munas masing-masing ke Kementerian Hukum dan Ham, Siswono tak mau mengomentari lebih jauh. Saat in yang terpenting bagi dia adalah bagaimana supaya partai bersatu kembali.