REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Presiden Afghanistan Asraf Ghani menilai, program interogasi brutal yang dilakukan lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA yang melanggar norma kemanusiaan.
Ghani menjadi pemimpin negara kesekian yang mengutuk aksi CIA dalam menginterogasi terduga Alkaidah. Dalam konferensi pers, Ghani mengaku sangat kaget dengan isi laporan Senat AS.
''Tidak ada pembenaran apa pun di dunia ini untuk aksi menyiksa manusia,'' kata dia dilansir BBC, Kamis (11/12).
Ghani bersumpah untuk melakukan investigasi terhadap korban, yang pada umumnya merupakan warga Afhganistan. Ia mengaku, tak bisa membayangkan berapa banyak rakyatnya yang menderita di pusat penahanan AS.
Laporan Senat AS terhadap program mengatakan CIA melakukan metode kekerasan yang tidak menghasilkan tujuan seharusnya. CIA membela diri dengan mengatakan metode yang dilakukan pasca Tragedi 9/11 itu untuk menyelamatkan banyak orang.
Presiden Barack Obama mengatakan, AS akan segera menyelidiki setelah mengetahui kekerasan ini. Pihak militer AS mengatakan, sisa tahanan yang ditawan di pusat penahanan Parwan di basis udara Bagram telah meninggalkan penjara tersebut.
Juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Myles Caggins mengatakan, tahanan yang dipenjara di Bagram telah ditransfer ke penjara Afghanistan atau dipulangkan.
Caggins menambahkan, para tahanan kini menjadi tanggung jawab Afghanistan. Bagram adalah salah satu situs yang diidentifikasi melakukan tindakan kekerasan seperti yang tertulis dalam laporan AS. Selain Afghanistan, negara Lithuania, Jerman juga PBB mengutuk aksi tersebut.