REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral DPP PPP versi muktamar Surabaya, Asrul Sani tidak mempersoalkan pernyataan Ketua Majelis Syariah PPP, Maimoen Zubair (Mbahk Moen) yang mendukung kepengurusan DPP PPP hasil muktamar Jakarta.
Menurut Asrul pernyataan Mbah Moen hanya untuk menghibur hati Ketua Umum PPP hasil muktamar Surabaya, Djan Faridz dan pendukungnya yang sedang menggelar musyawarah kerja nasional (mukernas).
"Itu supaya satu kubu tertentu tidak merasa rendah diri," kata Asrul kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (11/12).
Asrul menolak jika kehadiran Mbah Moen di acara mukernas PPP kubu Djan dianggap sebagai dukungan. Menurutnya kehadiran Mbah Moen hanya sekadar untuk mengayomi seluruh pihak yang sedang bersilisih.
"Kalau kita undang beliau juga akan bersikap sama (hadir)," ujarnya.
Mbah Moen ulama yang bijaksana. Asrul mengatakan meskipun hadir dalam acara mukernas Djan, Mbah moen juga mengutus putera tertuanya menemani Ketua Umum PPP versi mukmatar Surabaya, M. Rommahurmuziy bersilaturrahmi ke pondok pesantren.
"Itulah bijaknya Mbah Moen," kata Asrul.
DPP PPP kubu Rommahurmuziy tidak ambil peduli dengan mukernas yang digelar Djan. Asrul mengatakan mukernas itu hanya sekadar forum silaturrahmi biasa. Asrul berharap forum silaturrahmi itu bisa memberikan solusi atas perselisihan di internal PPP.
"Mudah-mudahan hasilnya menyelesaikan perselisihan," ujar Asrul.
Asrul mengatakan semangat islah hasil memiliki tolak ukur yang jelas. Menurutnya jika ada dua versi muktamar maka keabsahan penilaian kepengurusan mesti mengacu pada anggaran dasar dan rumah tangga partai.
"Yang sah ya yang harus di kedepankan. Yang kurang sah yang harus gabung," katanya.
Sebelumnya Mbak Moen menyatakan bahwa kepengurusan DPP PPP yang sah adalah hasil muktamar Jakarta yang menetapkan Djan Faridz sebagai ketua umum. Pernyataan itu disampaikan Mbah Moen saat menghadiri mukernas PPP Djan.