Kamis 11 Dec 2014 18:01 WIB

Pemerintah Minta Pilkada Oktober, KPU Tetapkan Desember

Rep: Ira Sasmita/ Red: Erdy Nasrul
Djohermansyah Djohan
Foto: antara
Djohermansyah Djohan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) cukup optimis Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota diterima DPR untuk segera diundangkan. Karena itu pemerintah meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) mempercepat hari pemungutan suara pilkada serentak yakni pada bulan Oktober 2015.

"Januari perppu sudah putus, kami harapkan ada percepatan penyelenggaraan pemungutan suara. Bisa Oktober, jangan bulan November supaya ada waktu untuk gugat-menggugat," kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Djohermansyah Djohan, di kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (11/12).

Beberapa simulai yang disiapkan KPU hingga saat ini, menurut Djohermansyah masih memperkirakan pemungutan suara dilakukan November 2015. Jika dilakukan November menurutnya pelantikan kepala daerah terpilih dipastikan tidak bisa digelar pada tahun yang sama.

Lamanya proses gugatan yang dalam perppu disebutkan dilakukan pada hari kerja dipastikan akan berjalan lebih lama. Dengan begitu, pelantikan bisa molor hingga 2016. "Kami maunya jangan sampai lewat 2015, Desember 2015 sudah bisa dilantik. Karena ini kan berpengaruh pada pilkada serentak 2020," jelas Djohermansyah.

Kemendagri, lanjut dia, meminta KPU sudah menyiapkan semua peraturan KPU (PKPU) tentang pelaksanaan pilkada serentak dari sekarang. Ketika DPR memutuskan perppu pada awal Januari nanti, semua urusan prosedural bisa dilakukan dengan cepat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement