REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa berita di media sosial yang menyebutkan debit air di Waduk PLTA Mrica di Banjarnegara, Jawa Tengah, meluap dan waduk berstatus Siaga 1 sehingga darurat jebol adalah sama sekali tidak benar.
"Itu berita bohong dan menyesatkan. Masyarakat yang menerima informasi tersebut dimohon tidak meneruskan dan menyebarluaskan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis.
Menurut Sutopo, saat ini kondisi Waduk PLTA Mrica masih normal dan aman. Posko BNPB telah mengkonfirmasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara dan petugas PLTA Mrica.
"Debit sungai yang masuk ke waduk 1.400 meter kubik per detik. Debit ini tergolong normal dan biasa terjadi setiap habis hujan deras," katanya.
Pada Kamis (4/12), debit mencapai 1.046 meter kubik per detik dan kondisi aman. Saat ini pembangkit listrik beroperasi penuh 3 x 60 MW. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kondisi aman dan tidak ada ancaman," kata Sutopo.
Ia menuturkan bahwa wilayah di sekitar Banjarnegara terjadi hujan deras pada Kamis (11/12) pukul 12.30 WIB. Terjadi longsor di 67 titik yang mengakibatkan 54 rumah? rusak sedang hingga berat.
Jalan nasional Wonosobo - Banjarnegara tertutup longsor sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. Selain itu, empat jalan kabupaten tidak dapat dilalui karena terkena material longsoran. Begitu juga jalan provinsi di Kecamatan Karangkobar tertimbun material longsor.
"Dua orang dilaporkan tewas akibat tertimbun longsor yaitu di Desa Sidengok Desa Pejawaraan dan Desa Pencil Kecamatan Wanayasa," kata Sutopo.
Hujan deras di bagian hulu menyebab debit Sungai Serayu naik sehingga terjadi banjir kiriman di daerah Kabupaten Purbalingga. Dua rumah hanyut dan empat rumah terendam banjir hingga ketinggian tiga meter."Tidak ada korban jiwa dari banjir ini," kata Sutopo.
BPBD Kabupaten Banjarnegera, BPBD Kabupaten Purbalingga, dan BPBD Provinsi Jawa Tengah telah berada di lokasi kejadian dan melakukan penanganan darurat bersama TNI, Polri, PMI, Tagana, SKPD, relawan, dan masyarakat."Material longsoran dibersihkan dengan alat berat," kata Sutopo.