REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Honda kembali menambah produksinya dengan membangun pabrik Honda Baru di Karawang. Investasi pembangunan pabrik baru PT Astra Honda Motor (AHM) ini senilai Rp 3,3 triliun guna memproduksi sepeda motor Honda skutik.
Presiden Direktur AHM Toshiyuka Inuma mengatakan besarnya potensi perkembangan pasar sepeda motor di Indonesia diantisipasi dengan mendirikan pabrik baru.
"Kami ingin dapat selalu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan teknologi terbaik produk kami yang terkenal hemat bahan bakar, berforma tinggi dan ramah lingkungan. Dari pabrik baru ini, kami ingin membawa motor Honda hasil produksi warga Indonesia ke manca negara," katanya saat meresmikan pabrik baru di Karawang, Jawa Barat, Kamis (11/12).
Pembangunan pabrik baru ini dilahan seluas 84 hektar di Kawasan Industri Indotaisei, Kota Bukit Indah, Karawang, Jawa Barat. Pabrik baru ini juga dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 3.500 orang dan total kapasitas produksi mencapai 5.3 juta unit per tahun.
AHM juga akan menanamkan investasinya senilai Rp 1.9 triliun untuk ekspansi pabrik produksi motor tipe sport yang akan mulai beroperasi pada semester kedua 2015. Dengan pengembangan pabrik baru di Karawang ini akan menambah produksi sebesar 500 ribu unit. Sehingga, total kapasitas produksi pun akan mencapai 5.8 juta unit per tahun.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan dukungannya terhadap AHM yang telah menanamkan investasinya di Indonesia. "AHM telah beroperasi lebih dari 40 tahun di Indonesia, dan sebagai investasi besar telah memberi contoh yang baik bagaimana membangun produk dan investasi dari luar Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara yang terbuka dalam rangka pertumbuhan ekonomi bisnis dan investasi. Sehingga, diharapkan dapat membuka peluang bekerja bagi masyarakat.
"Memberikan kemungkinan pendapatan devisa yang lebih baik pada negeri ini dan juga lebih banyak menggunakan teknologi dan lapangan kerja," jelasnya.
Meskipun begitu, lanjutnya dengan bertambahnya produksi kendaraan bermotor pun dapat memberikan berbagai dampak seperti kecelakaan serta kemacetan, dan subsidi BBM. Karena itu, kata JK, perusahaan juga harus membayarkan pajaknya serta memberikan CSR.