REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis telah mengutuk kekerasan yang menyebabkan kematian pejabat Palestina dan mantan Wakil Menteri Ziad Abu Ein, yang meninggal setelah disiksa secara fisik oleh para penjaga perbatasan Israel.
"Prancis mengutuk kekerasan yang menyebabkan kematian Ziad Abu Ein," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, dalam satu pernyataan Rabu malam (10/12).
Mengekspresikan belasungkawa kepada keluarga korban, pihak berwenang Prancis mengatakan bahwa mereka bergabung dengan rakyat Palestina yang berkabung.
"Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menumpahkan semua cahaya pada keadaan drama ini," tambah pernyataan itu.
Prancis juga meminta semua pihak untuk berupaya tenang dan meredakan ketegangan di atmosfer khususnya di Tepi Barat dan Jerusalem saat ini.
Abu Ein adalah bagian dari demonstrasi damai yang mencoba untuk mendapatkan akses ke perkebunan zaitun Palestina yang telah disita oleh Israel, untuk menanam zaitun di sana.
Polisi perbatasan Israel menembakkan gas air mata dan fisiknya diserang serta ditangkap bersama beberapa orang Palestina meskipun mereka menunjukkan aksi unjuk rasa secara damai.
Penjaga perbatasan Israel terlihat langsung di TV dan di foto mendorong, menyambar dan menangkap tersedak Abu Ein, yang kemudian menyerah jatuh dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.