Jumat 12 Dec 2014 07:15 WIB

BNPB: Waduk Mrica tak Jebol, Jangan Percaya Berita Hoax

Rep: C03/ Red: Julkifli Marbun
BNPB
BNPB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB) membantah beredarnya kabar di media sosial yang menyebut debit air di Waduk PLTA Mrica di Banjarnegara, Jawa Tengah, telah meluap dan berstatus Siaga 1 atau darurat jebol. BNPB menghimbau agar masyarakat tidak mempercayai dan menyebar luaskan isu tersebut.

"Itu berita bohong dan menyesatkan, masyarakat yang menerima informasi tersebut dimohon tidak meneruskan dan menyebarluaskan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi  BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Republika, Kamis malam (11/12).

Sutopo menegaskan saat ini kondisi Waduk PLTA Mrica dalam keadaan aman. Posko BNPB telah mengkofirmasi BPBD Kab. Banjarnegara dan petugas PLTA Mrica.

"Debit sungai yang masuk ke waduk 1.400 meter kubik per detik. Debit ini tergolong normal dan biasa terjadi setiap habis hujan deras," tuturnya.

Pada Kamis (4/12) debit sungai dikabarkan mencapai 1.046 meter kubik per detik dan kondisi aman. Bahkan, saat ini pembangkit listrik beroperasi penuh 3 x 60 MW.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kondisi aman dan tidak ada ancaman," tuturnya.

 

Lebih lanjut Sutopo mengatakan untuk wilayah di sekitar Banjarnegara telah terjadi hujan deras pada Kamis, siang (11/12). Di mana mengakibatkan terjadinya longsor di 67 titik. Dampak dari longsor yang terjadi, 54 unit rumak rusak sedang hingga berat.

Sementara itu akses jalan nasional Wonosobo hingga Banjarnegara pun tertutup longsor sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.

"Empat jalan kabupaten tidak dapat dilalui karena terkena material longsoran. Begitu juga jalan provinsi di Kec Karangkobar tertimbun material longsor," katanya.

Sutopo mengatakan sebanyak dua orang dilaporkan tewas akibat tertimbun longsor yang terjadi di tiga desa yakni Desa Sidengok Desa Pejawaraan dan Desa Pencil Kecamatan Wanayasa.

 

Selain itu adanya hujan yang cukup deras di bagian hulu, kata Sutopo menyebab debit Sungai Serayu naik sehingga menyebabkan banjir kiriman di daerah Kabupaten Purbalingga.

"Dua rumah hanyut dan empat rumah terendam banjir hingga ketinggian 3 meter," tuturnya.

Meski, demikian dalam peristiwa banjir tersebut tidak ada korban jiwa.Sutopo menuturkan BPBD Kabupaten Banjarnegera, BPBD Kabupaten Purbalingga dan BPBD Provinsi Jawa Tengah telah berada di lokasi kejadian dan melakukan penanganan darurat bersama TNI, Polri, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat.

"Material longsoran dibersihkan dengan alat berat, dimohon masyarakat tetap tenang," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement