REPUBLIKA.CO.ID, AGRA -- Hampir selusin keluarga Muslim India telah meninggalkan rumah mereka di Agra, setelah 57 keluarga dilaporkan dipaksa pindah ke agama Hindu.
Hal tersebut bertentangan dengan keinginan mereka.
BBC News, Jumat (12/12) melaporkan, Organisasi Muslim telah menuduh kelompok nasionalis Hindu memaksa Muslim berpindah agama. Organisasi juga menuntut pemaksaan tersebut.
Sementara kelompok-kelompok Hindu telah membantah tuduhan itu dan mengatakan hal itu dilakukan dengan sukarela. Menanggapi pemaksaan agama tersebut, anggota parlemen oposisi menuduh garis keras Hindu merusak persatuan dan sifat sekuler India.
Masalah ini tengah hangat diperdebatkan di parlemen, dengan partai-partai oposisi menuntut penjelasan dari Perdana Menteri Narendra Modi. Kritik mengatakan kelompok garis keras Hindu merasa bebas di bawah dukungan Bharatiya Janata Party (BJP), pemerintahan baru yang dipimpin oleh Mr Modi.
Baru-baru ini, juga terjadi pelecehan agama yang dilakukan menteri Niranjan Jyoti. Ia menggunakan istilah kasar untuk menyebut non-Hindu, dengan meminta orang di kampanye publik untuk memilih antara Ramzada (anak-anak Allah Hindu Ram) dan Haramzada (bajingan).
Mr Modi mengatakan dia tidak setuju dengan ungkapan Jyoti. Tapi, Modi menolak untuk memecat Jyoti.
Info seputar sepak bola silakan klik di sini