REPUBLIKA.CO.ID, SHARJAH -- Serangan mematikan Israel terhadap Menteri Palestina Zaid Abu Ein pada Rabu (10/12) membuktikan kebrutalan serta keangkuhan Israel tanpa memperdulikan lagi pendapat dunia internasional lainnya.
Pernyataan ini dikemukakan sebuah harian lokal, the Gulf Today di Uni Emirat Arab (UEA) seperti dilansir Kantor Berita UEA, WAM pada Jumat (12/12).
"Ziad Abu Ein berada di antara sekelompok orang yang melakukan protes damai terhadap permukiman Yahudi dengan menanam pohon zaitun di desa," ujar the Gulf Today dalam kolom editorialnya.
Tentara Israel dan polisi perbatasan menembakkan gas air mata ke arah demonstran. Kemudian, seorang polisi mendorong Abu Ein dan meraih lehernya dengan satu tangan. Media UEA itu menyoroti keberingasan tentara Israel terhadap Abu Ein.
''Rekaman insiden dan gambar yang diambil oleh Reuters tidak menunjukkan bahwa Abu Ein menanggapinya dengan kekerasan. Beberapa menit kemudian Ia mulai terlihat pucat dan jatuh ke tanah, menggenggam dadanya,'' lanjutnya.
Media-media di UEA juga tidak sependapat dengan pernyataan Kementerian Kesehatan Israel yang mengatakan bahwa kematian Abu Ein disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner yang disebabkan oleh stres.
Padahal menurut hasil otopsi, Menteri Urusan Sipil Palestina Hussein Al Sheikh menyatakan Abu Ein meninggal setelah mendapat pukulan kuat dan juga terkena semprotan gas air mata yang ditembakan tentara Israel.
Ia juga menambahkan bahwa tentara Israel mencegah dan dianggap menghalang-halangi demonstran lainnya yang ingin membawa Abu Ein ke rumah sakit. "Israel tidak bisa menipu semua orang sepanjang waktu. Dunia semakin mengetahui sebuah kebenaran bahwa Palestina menderita," tegasnya.