REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai PT Garuda Indonesia masih memiliki prospek besar untuk maju. Manajemen baru diharapkan bisa mengendalikan risiko penyebab utama kerugian yang dialami perusahaan.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik dan Pehubungan Kementerian BUMN Dwijanti Tjahjaningsih mengatakan, Garuda Indonesia memang memiliki pasar yang kuat di pasar domestik dan kemampuan melakukan ekspansi yang terukur dalam melayani jalur penerbangan internasional. Karena itu, manajemen baru diharapkan mampu melakukan berbagai inovasi bisnis dan layanan serta efisiensi operasional yang mengacu pada keselamatan penerbangan.
''Untuk itu, manajemen baru dituntut dapat melihat dari perspektif berbeda sehingga yang mulanya ada hambatan dapat dikreasi sebagai sebuah peluang," ujar dia, Jumat (12/12) siang. Dwijanti menilai, Garuda sudah saatnya membutuhkan penyegaran dan pembaruan. Penyegaran manajemen biasa terjadi di suatu perusahaan.
Dia mengatakan, pihaknya sebagai bagian dari pemerintah akan tetap mempertahankan pola kombinasi dari kalangan internal dan eksternal sebagaimana terjadi direksi saat ini. Pembaruan ini juga sebagai proses inovasi bisnis dan pelayanannya agar kinerja Garuda dapat terus ditingkatkan.
Dwijanti mengatakan, mengerti dengan situasi persaingan dalam bisnis penerbangan yang semakin ketat di pasar domestik maupun internasional. Karena itu, Garuda harus terus memperbaiki daya saing.
Dia menuturkan, Garuda memiliki tugas untuk terus meningkatkan aset perusahaan yang memberikan manfaat bagi pemerintah atau publik.