REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Fernita Darwis mengkritik PPP kubu Romahurmuzy (Romy) yang mengubah struktur PPP yang telah ditetapkan di dalam AD/ART partai.
Fernita mengetahui, pada berkas hasil Muktamar Surabaya, kubu Romy mengganti nama Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) menjadi Dewan Pimpinan Daerah I (DPD) I, dan Dewan Pimpinan Cabang menjadi DPD II. Fernita menganggap, apa yang dilakukan PPP kubu Romy telah melanggar AD/ART.
“Dengan Muktamar Surabaya merubah struktur nomenklatur DPW menjadi DPD I, DPC menjadi DPD II, maka dia sudah keluar dari substansi sebagai dasar bahwa mereka adalah PPP,” kata Fernita di Hotel JS Luwansa, Kuningan Jakarta Selatan, Jumat (12/12).
Bahkan Fernita menilai dengan pengubahan struktur tersebut semakin menandakan bahwa kubu Romy bukan lagi bagian dari PPP, karena bila mengganti struktur sesuai AD/ART kata dia sama saja dengan membentuk organisasi baru. Untuk itu, ia menyarankan agar kubu Romy juga mengganti lambing partai dengan logo lain.
"Kalau dia sudah menggunakan istilah DPD, maka dia ganti partainya, gitu lho, lambangnya juga diganti, azasnya diganti," ujar dia.
Mayoritas partai-partai yang menggunakan istilah DPD kata Fernita adalah parta-partai nasionalis. Sementara partai-partai Islam lebih cenderung menggunakan istilah DPW. "Golkar, PDIP, Nasdem, Hanura, Demokrat, itu menggunakan istilah DPD, tapi kalau PPP, PKB, PKS itu partai-partai Islam tetap menggunakan DPC dan DPW, artinya Romi setengah-setengah," ujar Fernita.