REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa, Jum’at (12/12) sepakat untuk melarang ekspor bahan bakar jet ke Suriah. Sebab, menurut mereka bahan bakar ini digunakan oleh angkatan udara Suriah untuk melakukan serangan membabi buta terhadap warga sipil.
“Sejumlah warga sipil tak berdosa telah meninggal karena angkatan udara rezim Assad sengaja menggunakan senjata, termasuk bom karet,” kata Menteri urusan Timur Tengah Inggris, Toblas Ellwood.
Ellwood mengatakan langkah ini dilakukan agar tidak ada orang maupun perusahaan di Uni Eropa terlibat dalam pengiriman bahan bakar jet ke Suriah. Ia juga akan mendorong semua negara untuk mencanangkan larangan tersebut.
Larangan ini juga mencakup keuangan dan asuransi yang terkait dengan bahan bakar itu. Walaupun begitu, bahan bakar dan bahan tambahan lain untuk pesawat sipil negara lain yang mendarat di Suriah tetap dibebaskan. Dengan begitu, pesawat-pesawat ini bisa terus melanjutkan perjalanan mereka.
Al Arabiya English melansir, negara-negara Eropa sangat bergantung pada impor bahan bakar jet dari Timur Tengah. Belum jelas pula berapa banyak bahan bakar yang diekspor ke Suriah.
Para menteri Uni Eropa mengatakan larangan ini sebenarnya telah disepakati sejak Oktober lalu. Namun, aturan ini baru diterapkan sekarang. Sementara, landasan hukum yang disertai rincian jenis bahan bakar dan bahan tambahan yang dilarang akan diterbitkan dalam jurnal resmi Uni Eropa hari ini.