Sabtu 13 Dec 2014 08:19 WIB

Air Sungai Ciliwung Berbahaya

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Jawa Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan  telah merilis indeks kualitaslingkungan hidup (IKLH) berbasis daerah aliran sungai(DAS) terbaru.

 

Dari indeks tersebut diketahui bahwa sebanyak sembilan daerah aliran sungai (DAS) di Jawa saat ini sudah dianggap berbahaya. Kepala. PPE Jawa, Sugeng Priyanto, mengatakan, sembilan DAS tersebut termasuk kategori DAS prioritas.

 

Kesembilan DAS tersebut adalah DAS Bengawan Solo, Brantas, Ciliwung, Cisadane, Cimanuk, Citarum, Citanduy, Progo dan DAS Serayu.  “Air di sungai-sungai tersebut tidak layak. Kualitas air masih berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat,” kata Sugeng saat dihubungi Jumat (12/12).

 

Diakuinya, kualitas air yang paling buruk dari sembilan DAS tersebut dengan skala 0 – 100, adalah Sungai Ciliwung. Sementara yang tertinggi adalah Sungai Progo.

 

Bila dilihat dari kekritisan air permukaan, DAS Serayu yang tertinggi dan DAS Ciliwung yang terendah. “Secara keseluruhan, berdasarkan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun 2012 dari sembilan DAS besar yang ada di Pulau Jawa ini, DAS Citarum merupakan DAS yang mendapat nilai paling rendah, dengan nilai 39,63.

 

Sementara itu DAS Citanduy merupakan DAS yang mendapat nilai paling tinggi dengan nilai IKLH sebesar 68,85,” jelasnya. Selain kualitas air yang berbahaya karena terjadi pencemaran kata dia, juga masalah kuantitas air itu sendiri. Berdasarkan perhitungan ketersediaan air dengan menggunakan metode yang dipakai dalam Permen-LH No. 17 Tahun 2009, sekaligus proyeksi jumlah penduduk tahun pada 2012, diketahui dari besarnya kebutuhan air untuk hidup layak menunjukkan bahwa sebagian besar DAS berada dalam posisi yang kritis karena defisit air.

 

"Itu baru dilihat dari aspek air. Padahal ada aspek lain yang juga bisa mengukur IKLH-nya,” jelas Sugeng.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement