REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Di tengah munculnya ancaman intimidasi terhadap pemutaran film The Look of Silent atau Senyap, sejumlah aktivis muda Nahdlatul Ulama di Kota Kediri menggelar nonton bareng (nobar) yang dibarengi dengan diskusi di Kantor PCNU Kota Kediri, Jawa Timur.
“Nobar ini kita gelar tidak secara terbuka untuk masyarakat umum. Penikmat film ini pastinya teman-teman yang memiliki kepedulian untuk mendiskusikannya juga,” jelas aktivis muda NU, Sabtu (13/12) malam.
Taufik yang aktif sebagai pengajar di salah satu kampus di Kota Kediri ini mengatakan, nobar dan diskusi film Senyap adalah bagian dari kegiatan rutin Paguyuban Lintas Masyarakat (Palem).
“Ketua PCNU Kota Kediri mengetahui kegiatan ini. Beliau kita undang dan bersedia hadir,” kata Taufik.
Selain NU nobar ini juga diikuti oleh sejumlah perwakilan dari beberapa organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi di Kota Kediri, seperti PMII, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan lain-lain.
Taufik menjelaskan, dengan segala muatan yang ada dalam film Senyap, kegiatan nobar tidak bermaksud membuka luka lama pihak-pihak yang merasa terlukai.
Sementara Dwijo Utomo Maksum, jurnalis senior yang juga pengurus AJI Kota Kediri, mengatakan, kegiatan nobar dan diskusi film Senyap, bertujuan mendorong terciptanya rekonsiliasi antar pihak yang selama ini berseberangan dalam kasus dugaan pelanggaran HAM tahun 1965.
“Kata kuncinya adalah permaafan. Saya berkepentingan bagaimana masyarakat di dunia ini tidak saling bermusuhan, hidup damai berdampingan. Bahwa kami ingin ada rekonsiliasi, itu benar,” kata Dwijo.
Film The Look of Silent menjadi kontroversi dalam beberapa hari terakhir, karena muatannya dianggap mengungkap adanya dugaan pelanggaran HAM masa lalu. Bahkan media sosial berbasis video, Youtube memblokir akses ke film tersebut.