Ahad 14 Dec 2014 18:32 WIB

MUI: Jadi Destinasi Wisata, Jakarta Islamic Center Perlu Berbenah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Salah satu kegiatan tausiyah dan zikir di masjid Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Salah satu kegiatan tausiyah dan zikir di masjid Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin mengatakan, kalau DKI Jakarta ingin jadi destinasi wisata syariah, pemerintah harus membenahi. Misalnya memfasilitasi wisatawan Timur Tengah dengan marka-marka dalam huruf Arab sehingga wisatawan Timur Tengah tertarik.

''Fasilitas juga jangan kumuh, maka harus ada perubahan-perubahan entah pakai peraturan entah menggunakan fatwa. Jika peraturan pemerintah tidak cukup bisa bantu, MUI bisa saja menurunkan fatwa,'' ungkap Kiai Ma'ruf, Ahad (14/12).

Fasilitasi tidak hanya akses tapi juga tempat shalat, toilet, sarana rekreasi dan pusat belanja oleh-oleh. Selain kegiatan yang beragam, JIC bisa menjalin kerja sama dengan pasar Kodja, restoran, mal, dan hotel disekitarnya sehingga wisatawan yang datang merasakan kemudahan dalam berwisata.

''JIC bisa kerja sama dengan travel. Harus ada langkah kreatif dari JIC. Bahkan harus menjemput dan menarik wisatawan,'' kata Kiai Ma'ruf.

JIC masuk kategori wisata syariah meski wisata syariah tidak selalu harus selalu masjid tapi lokasi wisata lain seperti wisata lain, yang penting tidak mengandung unsur maksiat. MUI juga fokus pada produk-produk halal. LPPOM MUI sudah jadi standar halal global bagi 45 lembaga sertifikasi halal di berbagai negara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement