REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addraqutni, bantuan Indonesia untuk pembangunan masjid di Afganistan, tidak bertentangan dengan kecenderungan pemerintah terhadap masjid-masjid lokal di Indonesia sendiri. Sebab, mayoritas masjid di Indonesia dibangun dengan bantuan dana dan kontribusi swadaya masyarakat, bukan pemerintah.
Akan tetapi, kata Imam Addraqutni, hal itu tidak lantas menjadi sesuatu yang patut dipersoalkan. Lantaran kondisi ekonomi dan sosial umat Islam relatif baik. Sehingga, membangun masjid cenderung menjadi ajang gotong royong dan bukti kuatnya ukhuwah Islamiyah. Apalagi, bila melihat pada kondisi sosial dan keamanan Indonesia yang lebih damai tinimbang Afghanistan.
“Tidak masalah. Malahan, umat Islam Indonesia akan kerepotan bila harus menunggu pemerintah turun tangan. Kecuali untuk masjid yang merupakan simbol negara, atau jadi kebanggaan provinsi dan kota tertentu di Indonesia,” ujar Imam Addraqutni, Ahad (14/12).
Oleh karena itu, Imam Addraqutni melanjutkan, bentuk perhatian pemerintah terhadap masjid-masjid di Indonesia bukanlah terletak pada soal dana atau pembangunannya. Alih-alih demikian, perhatian pemerintah perlu ditujukan kepada relasi sosial dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Yakni, bagaimana agar perlindungan terhadap hak seluruh umat beragama di Indonesia bisa terjamin baik.