Senin 15 Dec 2014 10:35 WIB

Karangkobar Daerah Paling Rawan Longsor

Rep: eko widiyatno/ Red: Damanhuri Zuhri
Longsor Banjarnegara.
Foto: Republika
Longsor Banjarnegara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Pakar geologi yang juga Rektor Universitas Gajah Mada Prof Dr Dwikorita Karnawati menyebutkan daerah Kecamatan Karangkobar di Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah paling rawan di Jawa Tengah.

''Dari hasil penelitian kami tahun 2006, wilayah kabupaten yang paling rawan longsor di Jateng adalah wilayah Banjarnegara. Sedangkan di Banjarnegara sendiri, wilayah yang paling rawan longsor adalah wilayah Kecamatan Karangkobar,'' jelasnya kepada Republika, Senin (15/12).

Dia menyebutkan, kawasan pegunungan di daerah Karangkobar kebanyakan tersusun dalam formasi lereng curam yang terbentuk oleh patahan ataupun retakan-retakan batuan. Kondisi ini ditambah lagi dengan struktur tanah yang gembur dan tebal.

''Secara alamiah, dengan kondisi lereng tanah dan batuan seperti itu, ditambah struktur tanah yang gembur, wilayah tersebut menjadi rentan longsor. Terutama bila berlangsung hujan deras atau hujan tidak begitu deras tapi terakumulasi selama beberapa jam,'' jelasnya.

Tingkat kerentanan lereng ini, menurut rektor UGM, akan semakin meningkat apabila terjadi gangguan pada lereng, terutama apabila terjadi perubahan penggunaan lahan yang tak terkontrol.

Soal apakah kawasan Karangkobar tersebut aman untuk pemukiman atau tidak, Dwikorita menyatakan, perlu dilakukan investigasi lanjut di kawasan itu untuk mengetahui sebaran zona bahaya.

''Investigasi ini penting sebagai antisipasi atau mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya longsor susulan di beberapa titik lainnya,'' jelasnya.

Hal serupa dikemukan staf pengajar Geologi Fakuktas Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman, Muhammad Aziz.

Dia menyebutkan, batuan yang menyusun struktur permukaan tanah di wilayah Utara Kabupaten Banjarnegara merupakan batuan vulkanik lapuk. Dalam kondisi ini, kondisi tanah yang curam karena topografi tanah yang bergelombang dan curam, menjadi rawan longsor.

Namun dia menyebutkan, kondisi rawan longsor itu menjadi benar-benar terjadi longsor bila ada faktor pemicu.

Dalam kejadian longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, atau longsor yang pernah terjadi tahun 2006 di Desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu dan menewaskan lebih dari 90 orang, lebih dipicu oleh masalah tata air.

''Wilayah-wilayah yang sering longsor di bagian Utara Banjarnegara, kebanyakan bukan merupakan wilayah lahan kritis. Umumnya, masih berupa lahan hijau. Karena itu, pemicu terjadinya longsor lebih disebabkan oleh masalah tata air dan kondisi struktur tanah yang memang cenderung mudah longsor,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement