Senin 15 Dec 2014 15:36 WIB

Wawali Mataram: Larangan Rapat di Hotel Tingkatkan Angka Kemiskinan

Sebuah pesawat terbang siap lepas landas di Bandara Selaparang, Mataram, NTB,Kamis (29/9). PT Angkasa Pura I akan mulai menutup Bandara Selaparang tanggal 30 September pukul 18.00 Wita dan pada tanggal 1 Oktober pukul 10.00 Wita akan mengoperasikan Bandara
Foto: Antara
Sebuah pesawat terbang siap lepas landas di Bandara Selaparang, Mataram, NTB,Kamis (29/9). PT Angkasa Pura I akan mulai menutup Bandara Selaparang tanggal 30 September pukul 18.00 Wita dan pada tanggal 1 Oktober pukul 10.00 Wita akan mengoperasikan Bandara

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM--Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengkritik kebijakan pemerintah yang melarang kegiatan rapat di hotel. Lantaran berdampak terhadap peningkatan angak kemiskinan di daerahnya.

"Dengan diberlakukannya larangan rapat di hotel oleh pemerintah menimbulkan dampak luas dan menyeluruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya, Senin (15/12).

Mohan mengatakan, akibat kebijakan itu tidak hanya pemilik hotel yang mengalami penurunan pendapatan akibat kurangnya tamu, tetapi juga sejumlah biro perjalanan wisata, pedagang kaki lima, pedagang asongan, pedagang jajanan bahkan usaha katering juga ikut menurun pendapatannya.

"Jika melihat dampak kebijakan pemerintah itu secara luas, maka pada akhirnya bisa berdampak juga pada peningkatan angka kemiskinan di daerah," katanya.

Dikatakannya, biasanya setiap kegiatan kunjungan kerja minimal dirangkaikan dengan kunjungan wisata. Tetapi khusus di kalangan pemerintah kota, ujarnya, kebijakan tersebut tidak terlalu berpengaruh, sebab selama ini kegiatan di hotel bisa dihitung dengan jari.

Justru, katanya, yang banyak membuat kegiatan itu adalah lembaga pemerintah pusat dalam memafaatkan hotel sebagai tempat kegiatan, dan kegiatan itu tentu memberikan dampak pada peningkatan hunian hotel.

"Apalagi, untuk wilayah-wilayah sentra kerajinan produk unggulan banyak dikunjungi wisatawan, bahkan pedagang datang ke hotel-hotel untuk menjual dagangannya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement