REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) akan mengurangi pasokan ayam umur sehari (day old chicken) secara nasional. Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga akibat suplai ayam berlebihan.
"Kita akan mencoba untuk mengurangi suplai secara nasional. Secara bertahap ada terjadi over suplai," kata Desianto B Utomo, sekretaris Jenderal GMPT(Asosisasi Produsen Pakan Indonesia), Vice President, Feed Technology Division, Charoen Pokphand Indonesia, di Kantor Wakil Presiden, Selasa (16/12).
Lanjutnya, pengurangan pasokan ayam umur sehari ini akan dikurangi sebesar 20 persen hingga 30 persen. Menurutnya, pengurangan ini dilakukan agar pasokan tak membanjiri pasar sehingga menyebabkan harga daging jatuh.
"Nah kalau suplai sudah dikontrol, diharapkan harga DOC maupun live bird nya bisa naik secara spontan," katanya.
Ia juga mengatakan produksi Charoen Pokphand Indonesia pun tahun ini mencapai 15 juta hingga 16 juta tiap minggunya. Sehingga, produksi secara nasional pun mencapai 46 juta per minggu. Lebih lanjut, ia mengatakan mampu memproduksi lebih banyak.
Namun, asosiasi perusahaan berupaya untuk mengendalikan agar tak memproduksi secara berlebihan. "Itulah mengapa kita sepakat untuk mengurangi suplai DOC maupun jumlah DOC di pasar untuk mendongkrak harga livebird di pasar supaya lebih baik," katanya.
Ia mengatakan kemampuan produksi nasional ayam umur sehari (DOC) pun mencapai 55 juta hingga 60 juta tiap minggunya. Namun, permintaan pasar DOC hanya sekitar 44 juta hingga 45 juta tiap minggunya.
"Di pabrik pakan pun kita punya kapasitas terpasang sekitar 20 juta ton per tahun, produksi sekarang baru sekitar 15,5 juta ton. Jadi ada 20-25 persen idle capacity," kata Desianto.
Menurut Desianto, DOC tak dapat diekspor. Lantaran kemampuan menyerap proses lebih lanjut hanya sekitar 15 persen. Tak hanya itu, permintaan DOC pun dinilai masih belum banyak.