Selasa 16 Dec 2014 22:34 WIB

Indonesia Krisis Tayangan Anak

Rep: cr05/ Red: Agung Sasongko
Anak berdoa.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Anak berdoa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya tayangan tak berbobot menyebabkan fisik maupun psikis anak menjadi terganggu. Demikian disampaikan Pembina Yayasan Ar-Rohman Bandung Ustaz Ahmad Jaeni bahwa Indonesia saat ini tengah krisis tayangan berbobot terutama bagi anak.

"Tayangan bagus untuk anak di kita sangat kurang sekali. Maka tidak heran bila kasus terkait kekerasan atau hal buruk lain seringkali menimpa anak Indonesia," kata Ahmad saat dihubungi ROL, Selasa (16/12).

Dikatakan lebih lanjut, Indonesia telah menempati posisi darurat karena kasus kekerasan terhadap anak semakin bertambah. Salah satu penyebabnya diakui Ahmad tidak terlepas dari dampak buruk tayangan di televisi.

"Rata-rata tayangan tak terkecuali dari luar negeri juga mengandung kekerasan. Dampaknya tidak hanya antar anak sendiri yang meniru, tapi juga pelaku kekerasan terhadap anak salah satunya orang tua," katanya.

Disitulah, ujar Ahmad, letak kelemahan orang tua yang seharusnya menjadi garda terdepan memproteksi tontonan anak namun juga malah terpengaruh tayangan.  "Tapi pelaku kekerasan juga mayoritas karena turun temurun sebab masa kecilnya mengalami kekerasan jadi dilampiaskan lagi pada anak, ini yang harus diputus" terangnya.

Namun di samping itu Ahmad juga kembali menegaskan, pertumbuhan dan masa depan anak tergantung lingkungan, termasuk tayangan televisi ini. "Kalau dari kecil sudah dipertontonkan kekerasan, dipastikan saat besar jadi brutal. Sebaliknya dididik di lingkungan penuh kedamaian, maka anak tumbuh jadi pribadi menyenangkan," jelas dia. CR05

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement