REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin meresmikan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) se-Provinsi Banten. Perlombaan membaca Alquran dinilai sebagai salah satu cara menanggulangi krisis ulama di tanah air.
"Acara seperti ini dapat menjawab kekhawatiran kekurangan ulama di masa yang akan datang," ujar Menag dalam sambutannya di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten, Selasa (16/12).
Selain itu, MTQ memiliki makna strategis untuk menginternalisasikan nilai dan pesan yang terkandung di dalam ayat suci Alquran. "Melalui upaya ini, mari kita membumikan Alquran ke dalam pembangunan karakter bangsa," ajaknya.
Lukman menyoroti kemerosotan akhlak dan moral bangsa terutama di kalangan pemuda di perkotaan. Sehingga kerap berakibat lahirnya kekerasan terhadap orang lain.
Dia menyayangkan banyak remaja muslim yang enggan mengaji dan mengkaji Alquran di surau-surau dan mushala. Sehingga rumah peribadatan semakin sepi dari suara pemuda yang mengumandangkan ayat-ayat Alquran.
Menag mengaku sangat mengapresiasi upaya Kanwil Banten untuk memberanta buta huruf Alquran di kalangan remaja. Buta huruf Alquran, kata dia, tidak hanya berarti buta baca saja, namun juga buta isi kandungan dan nilai Alquran.
"Pemberantasan buta huruf Alquran adalah tugas kita semua," ujarnya.
Musabaqoh tilawatil quran kali ini di adakan setingkat guru TPQ (MGTPQ) se-Provinsi Banten. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Banten pada Selasa (16/12).