Rabu 17 Dec 2014 06:17 WIB

Tujuh Penyebab Penyimpangan Akidah Masa Kini

Rep: cr05/ Red: Agung Sasongko
Kajian keagamaan merupakan salah satu cara membentengi akidah umat (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kajian keagamaan merupakan salah satu cara membentengi akidah umat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali mengatakan, seorang yang tidak memiliki akidah secara benar sangat rawan termakan oleh berbagai macam keraguan dan kerancuan pemikiran. Menurut Athian, bila sudah putus asa, manusia yang lemah akidahnya mudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya ataupun keluar dari ajaran agama Islam.

Athian menjelaskan bahwa ada tujuh faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan akidah pada masa kini.

Pertama, kurangnya mengkaji ilmu tentang agama Islam, seperti saat sebuah masyarakat yang tidak dibangun di atas fondasi akidah yang benar akan sangat rawan terbius berbagai kotoran materialisme. Sehingga menurut Athian, mereka malas ketika diajak untuk melakukan kajian-kajian tentang ilmu Islam yang baik dan benar.

Kedua, Ta'ashshub atau fanatik terhadap nenek moyang dan tetap mempertahankannya meskipun hal tersebut termasuk kebatilan.

Ketiga, Taklid buta atau mengikuti tanpa landasan dalil. Dalam hal ini, Athian menjelaskan perkara tersebut terjadi dengan mengambil pendapat-pendapat orang dalam permasalahan akidah tanpa mengetahui landasan dalil dan kebenarannya.

"Banyak kelompok-kelompok yang kini menjadi aliran sesat karena kurang pahamnnya terhadap dalil dan kebenaran yang sebenarnya," kata Athian kepada ROL, Selasa (16/12).

Keempat, Athian mengungkapkan banyak dari umat Islam yang berlebihan dalam menghormati para wali dan orang-orang saleh.  "Mereka mengangkatnya melebihi kedudukannya sebagai manusia," ujar Athian.

Athian menjelaskan dalam perkara kelima, manusia lalai dalam merenungkan ayat-ayat Allah, baik dari ayat kauniyah maupun qur'aniyah. Menurut Athian, hal tersebut terjadi karena manusia terlalu mengagumi perkembangan kebudayaan materialistik yang digembor-gemborkan oleh orang barat.

"Mereka berpikir kecanggihan dan kekayaan materi adalah ukuran kehebatan, sampai mereka terheran-heran atas kecerdasan mereka," kata Athian.

Keenam, Athian mengatakan kebanyakan rumah tangga telah kehilangan bimbingan agama yang benar. Padahal menurutnya, peranan orang tua sebagai pembina putra-putrinya sangatlah besar. Athian mengatakan bahwa tersebut telah tertera dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. "setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR.Bukhari)

Athian mengatakan, faktor terakhir terjadinya penyimpangan akidah yaitu kebanyakan media informasi dan penyiaran yang lalai dalam menjalankan tugas pentingnnya sebagai pemberi informasi yang mendidik. Menurut Athian, sebagian besar siaran dan acara yang mereka tampilkan tidak memperhatikan aturan agama.

"Sarana tersebut menjadi perusak generasi umat Islam," kata Athian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement