Rabu 17 Dec 2014 13:49 WIB

Afrika Selatan 'Buka Masjid' untuk Makan Siang Natal

Rep: C70/ Red: Winda Destiana Putri
Muslim Afrika Selatan.
Foto: Lenzinfo.co.za
Muslim Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Sebuah aksi guna menjalin hubungan silaturahmi dihelat oleh komunitas Muslim Afrika Selatan. Aksi ini juga ditujukan untuk sedikit meredam kontroversi peresmian masjid di negara tersebut baru-baru ini.

Acara Open Mosque Cape Town yaitu sebuah undangan Muslim setempat kepada orang-orang Kristen untuk menghadiri makan siang Natal lintas agama. Komunitas Muslim ini menawarkan makanan halal dan minuman non-alkohol.

"Di era Boko Haram dan Islamic State, telah terjadi retaknya fudamentalis ajaran toleransi beragama," kata salah satu pendiri masjid, Taj Hargey seperti dilansir dari On Islam, Rabu (17/12).

Undangan makan siang yang dinamai Undangan Natal Bersejarah ini memang ditujukan untuk umat Kristiani. Mereka akan dijamu dengan berbagai macam makanan halal dan minuman non-alkohol.

Hargey menegaskan, undangan ini adalah ajaran yang pernah dilakukan Nabi Muhammad. Yaitu ketika ada sekitar 60 pastur yang saat itu sedang yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah. Rasulullah menyambut umat Kristen untuk tinggal dan berdoa di masjid, di Madinah.

"Akan ada musik, diskusi dan puisi. Dan membahas kesamaan yang melekat dari dua agama besar Ibrahim ini," tutur Hargey.

Juru bicara masjid Cape Town, Jamila Najar memuji acara tersebut sebagai cara untuk mencerminkan semangat sejati Islam dan Muslim.

"Ada penekanan kuat pada iman Alquran. Ini semua unik," ujarnya.

Tindakan yang dinilai berani ini dianggap sebagai tantangan terhadap Islamophibia. Menantang orang-orang yang selama ini meracuni nama Islam. Acara makan siang ini merupakan langkah kecil untuk menunjukan eksistensi sebuah kedamaian dan harmoni antara pengikut Yesus dan Muhammad di Afrika Selatan.

Najar menjelaskan, acara ini akan helat pada Ahad (21/12) mendatang pukul 13.00-17.00 waktu setempat. Panitia akan menjajikan sejumlah masakan Cape Malay tradisional.

Dikatakannya, sebuah meja prasmanan makan yang luas dan panjang akan disiapkan di masjid. Para tamu undangan akan dilayani oleh relawan Muslim sebagai tanda penghargaan dan penghormatan terhadap penganut Yesus.

Masjid yang diresmikan pada September lalu ini adalah masjid yang dibuka untuk semua Muslim. Pengurusnya mempersilahkan para gay untuk beribadah. Mereka juga memberikan kesempatan kepada wanita untuk bisa memimpin doa. Masjid ini memang menekankan pada persamaan gender.

Rumah ibadah ini juga membuka pintunya untuk Muslim imigran maupun ras Afrika Selatan. Rumah ibadah ini berkomitmen untuk menyambut baik Muslim penganut Sunni dan Syiah.

Menurut data resmi dari CIA, Muslim membentuk sekitar 1,5 persen dari 49 juta populasi Afrika Selatan. Muslim setempat percaya pada Yesus sebagai salah satu nabi besar Allah. Dan ia adalah anak dari Maria, bukan Anak Allah. Dalam Alquran, Yesus disebut sebagai Isa. Ia juga dikenal sebagai Al-Masih (Kristus) dan Ibn Maryam (Putra Maria).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement