REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Sierra Leone mengatakan akan memulai pencarian pasien Ebola dari rumah ke rumah, Rabu (17/12). Mereka juga bakal memberlakukan pembatasan perjalanan dalam negeri sebagai bagian dari upaya memerangi epidemi tersebut.
Pekerja kesehatan akan mencari korban-korban Ebola dan semua orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan mereka, membawa pasien terinfeksi ke pusat perawatan baru yang dibangun Inggris, demikian menurut rencana pemerintah yang diumumkan pekan ini.
Sierra Leone, Guinea dan Liberia merupakan negara-negara terparah terinfeksi dalam wabah Ebola paling buruk itu. Angka infeksi meningkat paling cepat di Sierra Leone dan negara tersebut mencatat lebih dari 18 ribu kasus positif virus Ebola.
Presiden Ernest Bai Koroma mengatakan, berdasar kebijakan itu, umat Kristiani saat Natal nanti harus segera pulang ke rumah setelah ibadah, sementara acara-acara pesta perayaan lain dilarang.
Ibadah Tahun Baru harus dihentikan pada pukul 17.00 waktu setempat sementara pesta perayaan Tahun Baru dilarang.
"Ini musim perayaan dimana warga Sierra Leone merayakannya bersama keluarga dengan acara semarak dan gembira, namun semua musti diingatkan bahwa negara kita tengah berperang dengan musuh ganas," katanya dalam pidato yang disiarkan secara nasional.
Pemerintah juga memberlakukan pembatasan perjalanan antardistrik, larangan perniagaan pada Ahad, dan kegiatan belanja diakhiri sampai Sabtu siang, kata Koroma.
Kebijakan baru ini merupakan bagian dari peningkatan operasi di dalam dan sekitar ibukota Freetown yang bertujuan membuat terobosan melawan penyakit itu dalam empat hingga enam minggu, kata kepala satuan tugas Inggris, Donal Brown, Selasa.