REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Presiden Kuba Raul Castro mengatakan, negaranya telah setuju untuk menjalin kembali hubungan diplomatiknya dengan musuh Perang Dingin negara itu, Amerika Serikat. Ia mengungkapkan itu setelah pertukaran tahanan yang dilakukan kedua negara membuka jalan bagi terobosan bersejarah.
"Kami telah sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik setelah lebih dari setengah abad," katanya saat menyampaikan pidato yang disiarkan secara nasional.
Namun, ia menambahkan bahwa masalah pemecah belah, yakni embargo perdagangan yang diterapkan AS dan disebut Castro sebagai "pemblokiran", itu masih belum dapat diselesaikan.
Ketiga tahanan Kuba yang dibebaskan sebagai pertukaran dengan kontraktor Amerika Serikat yang ditawan Kuba, Alan Gross, dilaporkan telah kembali ke negara komunis itu.
Mereka adalah Gerardo Hernandez, Ramon Labanino dan Antonio Guerrero, yang pada 2001 diputuskan bersalah atas dakwaan terkait kegiatan mata-mata.
Pemerintah Kuba menganggap mereka pahlawan untuk perlawanannya terhadap kelompok-kelompok antikomunis Kuba yang berada di pengasingan, kata presiden saat menyampaikan pidato nasional.